Social Icons

Pages

Saturday, March 16, 2013

PERPUSTAKAAN UNTUK RAKYAT


SEDIKIT PEMBICARAAN TENTANG PERPUSTAKAAN UNTUK RAKYAT

Dengan,
Moderator                   : Anis Masruri
Narasumber 1              : Afia Rosdiana, M.Pd
Narasumber 2              : Ratih Rahmawati
Narasumber 3              : Blasius Sudarsono,MLIS




Narasumber 1(Afia Rosdiana,M.Pd)
Sejak kecil Ibu Afia selalu diajak ayahnya ke perpustakaan setiap hari sabtu untuk membaca buku. Sewaktu beliau sekolah di Chines school, gurunya mengajak beliau ke perpustakaan dan diajak untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan. Tahun 2006 ibu Afia pindah ke Indonesia dan hal yang pertama kali dicari adalah perpustakaan, dan ternyata perpustakaan hanya ada dipojokkan SD dekat rumah beliau.
Beliau tertarik sekali dengan buku untuk rakyat. Banyak orang yang mengatakan bahwa TBM (Taman Baca Masyarakat) itu beda dengan perpustakaan. Apakah benar demikian ?
Pada tahun 2009 beliau ditugasi di perpustakaan kota, sangat disayangkan banyak buku bahan bacaan di perustakaan lebih kepada teori tentang perpustakaan, bagaimana  klasifikasi,  katalogisasi, dan lain sebagainya. Di tahun 2009 juga disebutkan bahwa seolah-olah orang-orang tidak boleh menyebut TBM tapi harus menyebutnya dengan perpustakaan masyarakat. Karena TBM itu milik depdiknas, TBM juga berkembang dan induknya dari kementrian nasional. Tapi dari keduanya yaitu TBM dan Perpustakaan Masyarakat mempunyai tujuan yang sama yaitu mengembangkan literasi masyarakat.
 197 TBM di Jogja pernah ditawari mau memakai nama perpustakaan atau TBM? Akhirnya diambillah nama TBM karena bantuan dari Dinas Pendidikan lebih banyak. Perpustakaan masyarakat atau TBM mempunyai ruh yang sama yaitu mengembangkan minat baca. Dari 240 TBM, hampir 30% sudah “koma” atau tidak mati dan tidak hidup. Tapi pada kenyataannya menurut ibu Afia TBM dengan Perpustakaan Masyarakat itu sama.
Pada Dialog kedua di buku Perpustakaan Untuk Rakyat, Pak Blasius dan Mbak Ratih membicarakan perpustakaan dan kepustakawanan. Bu Afi mengaitkan dengan anekdot Gus Dur tentang banteng. Anekdot tersebut mempunyai pemahaman bahwa banteng yang sangat galak kalah dengan kegalakan Bill Clinton, terkait dengan perkataan Bill Clinton “kalau kamu ngeyel tidak mau minggir, saya titipin di perpustakaan”. Senyeramkankah sebuah perpustakaan sehingga membuat banteng itu takut. Hal tersebut terkait dengan orang-orang yang “dibuang” di perpustakaan. Jadi, semua itu tergantung dengan persepsi kita masing-masing.
Dari dalam dialog 2 itu yang membicarakan tentang perpustakaan dan kepustakawanan yang menyebutkan tentang:
°         Pustakawan itu hanya mengurusi buku
°         Susah dikatakan bahwa perpustakaan itu harus dinamis, untuk itu dengan diadakannya buku untuk mengubah paradigma masyarakat awam
Pustakawan hanya dipandang sebelah mata, untuk itu diperlukan jiwa pustakawan secara formal juga pustakawan. Perpustakaan bertujuan untuk mendekatkan masyarakat ke masyarakat, sekaligusberimbas baik untuk perpustakaan kota. Cara perpustakaan kota tidak langsung mengajak anak-anak untuk baca buku, tapi mengajak untuk mengajak apa itu sebenarnya.

Narasumber 2 (Ratih Rahmawati)
Mbak Ratih mengatakan bahwa hal yang sulit adalah bagaimana berkolaborasi dengan pak Blasius karenakeduanya berbeda generasi. Untuk lebih jauh bagaimananya Mbak Ratih berharap mahasiswa lebih aktif untuk bertanya.
Pada kesempatan ini, mbak Ratih mengatakan bahwa yang tertulis itu bukan kontennya tapi bagaimana berkolaborasi antara generasi yang masih banyak galaunya dengan bapak Blasius yang sudah mempunyai jam terbang tinggi. Untuk  artikel yang ditulis oleh mbak Ratih mengenai perpustakaan yang ada di Jogja dan Sleman, beliau mengatakan bahwa itu hanya urusan tentang kebijakan.

Narasumber 3 (Blasius Sudarsono,MLIS)
Pak Blasius mengatakan bahwa pada awalnya pustakawan itu jarang menulis. Beliau pernah mengalami juga untuk diminta mengajari di UI tahun 1981, di tahun 1989 beliau terbang ke Amerika dan saat itu adalah masa-masa penentuan bagi beliau. Pada tahun 1996 beliau sudah mengajar di program S2.
Setiap tahun tidak pernah ada yang merespon ajakan beliau untuk menulis. Tahun 2012 beliau menulis dengan Ratih  untuk berkolaborasi dengan beliau. Pak Blasius mengatakan, bagaimana menyesuaikan pola pikir dua orang memang tidak mudah. Bukan masalah instansinya tetapi lebih kepada persepsi dua generasi yang mempunyai selisih umur 40 tahun lebih.
Untuk itu perlu mengajak manusia pustakawan  baru, karena bagaimana bisa mengajak yang masih muda. Obsesinya masyarakat bicara tentang pustakawan adalah orang yang berpengetahuan, yang kita lahirkan dari sekolah-sekolah perpustakaan yang melayani adalah petugas perpustakaan.
Di dalam buku yang dikarang dengan mbak Ratih, menyebutkan bahwa perpustakaan adalah pustakawannya yang mempunyai berlatar belakang perpustakaan pustakawan, tidak hanya berpendidikan tapi mempunyai jiwa pustakawan.
Untuk mengenai TBM, mempunyai tujuan yang sama dengan kemerdekaan, yaitu:
°         Kesejahteraan umum
Maksudnya yaitu kewajiban kita untuk mensejahterakan hidup kita sendiri.
°         Kecerdasan bangsa
Maksudnya adalah mencerdaskan hidup pribadi juga, yang tujuannya adalah tujuan bangsa ini.

Sehingga TBM itu bukan tujuan akhir, namun hanya antaran. Kalau diantaran saja sudah bertengkar, bagaimana tujuan akhir tersebut akan tercapai?. Sayangnya, pembukaan UUD 1945 tidak secepatnya diinternalisasikan kepada bangsa Indonesia.
Pustakawan yang memiliki kepustakawanan, pilar kepustakawanan adalah:
1.      Pada dasarnya kepustakawanan adalah panggilan hidup.
2.      Kepustakawanan adalah spirit of life.
3.      Kepustakawanan adalah karya pelayanan
4.      Kepustakawanan dilakukan dengan profesional

Untuk menjadi pustakawan itu harus ada kemampuan(jika tidak mau -> lalu selesai) dan juga kemauan (memotivasi yang mau). Dan berikut adalah beberapa kemampuan dari pustakawan:
°         Bahwa pustakawan itu harus diajak berfikir kritis
°         Membaca
Yaitu membaca dunia.
°         Menulis
Wujud syukur dari Tuhan Yang aha Esa, untuk itu perlu menulisnya.
°         Interprener, pustakawan itu tidak dihargai secara financial. Perpustakaan adalah akumulasi dari recording culture. Membahas tentang TBM itu sudah menjadi pro kontra di rakyat Indonesia erdasarkan kemampuan ekonomi, sosial.
°         Etika
Hampir semua profesi mempunyai ini. Masalah etika perlu juga diajarkan, karena etika dalam bentuk moral.

Pustakawan itu jangan miskin, pustakawan itu harus cerdas. Kalau yang cerdas yang benar! misal seorang pustakawan itu kaya, apakah akan berbagi kepada mereka yang miskin? 3 pendekatan:
°         Soft site
°         Kemampuan
°         Pustakawan ideal
Pemahaman tentang sistem yang harus diperbaiki:
1.      Pendekatan sistem
2.      Fungsi ruang dan waktu
3.      Bilangan tiga


Nah itu sedikit hasil tulisan saya tentang ringkasan pembahasan perpustakaan untuk raknyat, semoga bisa menambah pengetahuan saudara semua.

*Ni'mah Romadhiana*

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

 

Sample text

Sample Text

Sample Text